Keracunan Makanan Akibat Bakteri: Ancaman Serius untuk Orang tua Lanjut usia
Roti bakar dengan telur setengah matang adalah sarapan yang populer di
Singapura, tetapi bagi lansia Singapura dan orang yang memiliki
kekebalan tubuh yang lemah, mungkin lebih baik untuk tidak memakan telur
yang kurang matang. Sebabnya? Anda berisiko keracunan makanan yang
disebabkan bakteri Salmonella.
Menurut Weekly Infectious Disease Bulletin dari Kementerian Kesehatan, Salmonella adalah penyebab utama keracunan makanan di Singapura dengan 1.480 kasus yang dilaporkan pada 2010 dan 1.383 kasus pada 2011. Keracunan bakteri bisa sangat berbahaya.
"Keracunan makanan yang disebabkan oleh Salmonella atau bakteri lain yang dikenal dengan nama Listeria bisa menjadi masalah serius bagi lansia karena bakteri bisa menyebar ke organ lainnya," ujar Dr Limin Wijaya, konsultan Department of Infectious Diseases, Singapore General Hospital.
"Kekebalan tubuh lansia yang lebih lemah membuat mereka rentan mengidap infeksi bakteri serius dan komplikasi." ujar Dr Wijaya menambahkan.
Penyebab keracunan makanan oleh Salmonella
Sebagian besar keracunan makanan disebabkan kesalahan dalam mengolah makanan. Salmonella bisa menyebar ke makanan akibat terkontaminasi kotoran binatang atau manusia. Daging, susu, telur dan unggas adalah tempat berkembang yang umum bagi bakteri Salmonella. Bakteri tersebut bisa menyebar ke makanan lain secara tidak langsung melalui kontak dengan makanan mentah, peralatan dapur atau perabot.
Buah-buahan dan sayur-mayur yang terkontaminasi dengan kotoran manusia di tanah maupun air juga dapat menyebabkan keracunan makanan Salmonella.
Orang yang mengolah makanan yang tidak mencuci tangan secara benar setelah pergi ke toilet kemungkinan akan menyebabkan makan terkontaminasi oleh Salmonella.
Keracunan makanan akibat bakteri Listeria
Listeriosis adalah jenis lain dari racun makanan yang dikenal dengan nama Listeria monocytogenes.
Bakteri Listeria biasanya menyebar melalui makanan mentah seperti keju lunak, daging yang tidak dimasak dan sayuran dan susu yang tidak dipasteurisasi. Bakteri ini juga bisa menyerang makanan siap santap, hotdog dan daging untuk makan siang.
Gejala keracunan makanan akibat bakteri
Infeksi Salmonella
• Mual dan diare (umum)
• Mencret
• Muntah-muntah
• Demam tinggi
• Kram perut
• Dehidrasi (contoh : mulut kering, urin berkurang)
Infeksi Listeria
• Nyeri otot
• Demam
• Mual dan diare (jarang terjadi)
Gejala yang lebih serius seperti, linglung, hilang keseimbangan, gemetar atau kejang dan leher kaku jika Listeria menyerang sistem syaraf.
Komplikasi dan pengobatan
Salmonella bisa menyebabkan infeksi pada jantung, tulang atau sumsum tulang; Listeria juga bisa menyebabkan peradangan dari membran yang melapisi otak dan tulang belakang meskipun kasus ini sangat langka.
Untuk lansia dengan kekebalan tubuh yang lemah, Listeria bisa menyerang sistem syaraf pusat dan menyebabkan radang selaput otak yang serius dan membahayakan nyawa.
Infeksi Salmonella pada umumnya akan hilang dengan sendirinya dalam empat sampai tujuh hari tanpa pengobatan bagi orang yang normal dan sehat, tapi bagi lansia membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Antibiotik akan diresepkan jika infeksi sudah parah dan menyebar melewati usus.
Orang yang sehat jarang menjadi sakit akibat Listeria, tapi infeksi ini akan menjadi fatal bagi individu tertentu seperti wanita hamil dan lansia.
9 tips mencegah keracunan makanan oleh bakteri
• Masukkan makanan sisa ke dalam lemari pendingin. Panaskan sampai beruap sebelum dimakan.
• Panaskan daging siap makan, daging kaleng dan hotdog sampai beruap.
• Masak daging sampai matang
• Hindari makanan mentah, seperti telur mentah atau setengah matang
• Cuci tangan dengan sabun dan air setelah ke toilet dan menyiapkan makanan.
• Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi
• Cuci sayur mentah dan buah dengan bersih
• Pisahkan pisau untuk daging dan sayur
• Pisahkan makanan mentah dan matang
"Keracunan makanan akibat bakteri tidak bisa dianggap enteng bagi lansia. Jika Anda mengalami diare dan demam yang tidak kunjung sembuh, segera cari bantuan medis," ujar Dr. Wijaya. (Teresa Cheong)
Temukan tip dan artikel tentang kesehatan di HealthXchange.com.sg, portal kesehatan dan gaya hidup terpercaya di Singapura.
Artikel di Health Xchange hanya bertujuan memberi informasi dan bukan untuk menggantikan diagnosis, perawatan, dan saran medis dari dokter profesional.
Menurut Weekly Infectious Disease Bulletin dari Kementerian Kesehatan, Salmonella adalah penyebab utama keracunan makanan di Singapura dengan 1.480 kasus yang dilaporkan pada 2010 dan 1.383 kasus pada 2011. Keracunan bakteri bisa sangat berbahaya.
"Keracunan makanan yang disebabkan oleh Salmonella atau bakteri lain yang dikenal dengan nama Listeria bisa menjadi masalah serius bagi lansia karena bakteri bisa menyebar ke organ lainnya," ujar Dr Limin Wijaya, konsultan Department of Infectious Diseases, Singapore General Hospital.
"Kekebalan tubuh lansia yang lebih lemah membuat mereka rentan mengidap infeksi bakteri serius dan komplikasi." ujar Dr Wijaya menambahkan.
Penyebab keracunan makanan oleh Salmonella
Sebagian besar keracunan makanan disebabkan kesalahan dalam mengolah makanan. Salmonella bisa menyebar ke makanan akibat terkontaminasi kotoran binatang atau manusia. Daging, susu, telur dan unggas adalah tempat berkembang yang umum bagi bakteri Salmonella. Bakteri tersebut bisa menyebar ke makanan lain secara tidak langsung melalui kontak dengan makanan mentah, peralatan dapur atau perabot.
Buah-buahan dan sayur-mayur yang terkontaminasi dengan kotoran manusia di tanah maupun air juga dapat menyebabkan keracunan makanan Salmonella.
Orang yang mengolah makanan yang tidak mencuci tangan secara benar setelah pergi ke toilet kemungkinan akan menyebabkan makan terkontaminasi oleh Salmonella.
Keracunan makanan akibat bakteri Listeria
Listeriosis adalah jenis lain dari racun makanan yang dikenal dengan nama Listeria monocytogenes.
Bakteri Listeria biasanya menyebar melalui makanan mentah seperti keju lunak, daging yang tidak dimasak dan sayuran dan susu yang tidak dipasteurisasi. Bakteri ini juga bisa menyerang makanan siap santap, hotdog dan daging untuk makan siang.
Gejala keracunan makanan akibat bakteri
Infeksi Salmonella
• Mual dan diare (umum)
• Mencret
• Muntah-muntah
• Demam tinggi
• Kram perut
• Dehidrasi (contoh : mulut kering, urin berkurang)
Infeksi Listeria
• Nyeri otot
• Demam
• Mual dan diare (jarang terjadi)
Gejala yang lebih serius seperti, linglung, hilang keseimbangan, gemetar atau kejang dan leher kaku jika Listeria menyerang sistem syaraf.
Komplikasi dan pengobatan
Salmonella bisa menyebabkan infeksi pada jantung, tulang atau sumsum tulang; Listeria juga bisa menyebabkan peradangan dari membran yang melapisi otak dan tulang belakang meskipun kasus ini sangat langka.
Untuk lansia dengan kekebalan tubuh yang lemah, Listeria bisa menyerang sistem syaraf pusat dan menyebabkan radang selaput otak yang serius dan membahayakan nyawa.
Infeksi Salmonella pada umumnya akan hilang dengan sendirinya dalam empat sampai tujuh hari tanpa pengobatan bagi orang yang normal dan sehat, tapi bagi lansia membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Antibiotik akan diresepkan jika infeksi sudah parah dan menyebar melewati usus.
Orang yang sehat jarang menjadi sakit akibat Listeria, tapi infeksi ini akan menjadi fatal bagi individu tertentu seperti wanita hamil dan lansia.
9 tips mencegah keracunan makanan oleh bakteri
• Masukkan makanan sisa ke dalam lemari pendingin. Panaskan sampai beruap sebelum dimakan.
• Panaskan daging siap makan, daging kaleng dan hotdog sampai beruap.
• Masak daging sampai matang
• Hindari makanan mentah, seperti telur mentah atau setengah matang
• Cuci tangan dengan sabun dan air setelah ke toilet dan menyiapkan makanan.
• Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi
• Cuci sayur mentah dan buah dengan bersih
• Pisahkan pisau untuk daging dan sayur
• Pisahkan makanan mentah dan matang
"Keracunan makanan akibat bakteri tidak bisa dianggap enteng bagi lansia. Jika Anda mengalami diare dan demam yang tidak kunjung sembuh, segera cari bantuan medis," ujar Dr. Wijaya. (Teresa Cheong)
Temukan tip dan artikel tentang kesehatan di HealthXchange.com.sg, portal kesehatan dan gaya hidup terpercaya di Singapura.
Artikel di Health Xchange hanya bertujuan memberi informasi dan bukan untuk menggantikan diagnosis, perawatan, dan saran medis dari dokter profesional.