Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan

Misteri Empat Orang Abadi di Dunia Dalam Pandangan Agama Abrahamik

Elia


Elia membangkitkan putra janda di Sarfat, lukisan Louis Hersent


    Elia (bahasa Ibrani: אליהו Eliyahu, artinya "Yahweh adalah Allah";[1] bahasa Arab: إلياس Ilyās; bahasa Inggris: Elijah atau Elias) adalah seorang nabi di Kerajaan Israel Utara[2] pada zaman pemerintahan raja Ahab, Ahazia dan Yoram pada sekitar abad ke-9 SM, menurut Kitab Raja-raja dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama Alkitab Kristen. Elia juga dicatat dalam Perjanjian Baru dan Al Quran. Ia dihormati baik dalam agama Yahudi, Kristen dan Islam. Ia berasal dari Tisbe, Gilead.(1 Raja-raja 17:1)

Penampilan

Seorang yang memakai pakaian bulu, dan ikat pinggang kulit terikat pada pinggangnya.(2 Raja-raja 1:8)

Tradisi Yahudi
  • Menurut catatan 1 dan 2 Raja-raja, Elia berjuang agar bangsa Israel dan raja Ahab menyembah Yahweh, tidak kepada dewa Baal yang dibawa oleh ratu Izebel, isteri Ahab, ke Israel.

    Gua Elia di gunung Karmel, Israel.
  • Pertama, Elia menubuatkan bahwa tidak ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau dikatakannya. Elia sendiri disuruh Allah tinggal bersembunyi di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan dengan minum dari sungai itu, dan diberi makan roti dan daging oleh burung-burung gagak tiap pagi dan petang. Setelah sungai itu kering, karena tidak ada hujan, maka ia tinggal di rumah seorang janda di Sarfat yang termasuk wilayah Sidon. Waktu, putra janda itu yang mati sakit, Elia menghidupkannya kembali.(1 Raja-raja 17)
  • Setelah 3,5 tahun kekeringan dan kelaparan, Elia muncul dan meminta Ahab untuk mengumpulkan semua nabi Baal, 450 orang semuanya, untuk membuktikan siapa yang hidup, TUHAN atau Baal. Nabi-nabi Baal dan Elia masing-masing membuat mezbah dengan seekor lembu di atasnya, kemudian masing-masing harus meminta allahnya untuk mendatangkan api dari langit supaya membakar korban di mezbah. Nabi-nabi Baal tidak berhasil, sedangkan doa Elia didengar TUHAN, yang mengirim api dari langit untuk membakar habis korban di mezbah. Setelah rakyat melihat itu, mereka mengaku TUHAN adalah Allah, lalu menangkapi semua nabi-nabi Baal dan Elia membunuh mereka semua di sungai Kison. Selanjutnya Elia berdoa dan turunlah hujan ke wilayah Israel.(1 Raja-raja 18)
  • Setelah 3,5 tahun kekeringan dan kelaparan, Elia muncul dan meminta Ahab untuk mengumpulkan semua nabi Baal, 450 orang semuanya, untuk membuktikan siapa yang hidup, TUHAN atau Baal. Nabi-nabi Baal dan Elia masing-masing membuat mezbah dengan seekor lembu di atasnya, kemudian masing-masing harus meminta allahnya untuk mendatangkan api dari langit supaya membakar korban di mezbah. Nabi-nabi Baal tidak berhasil, sedangkan doa Elia didengar TUHAN, yang mengirim api dari langit untuk membakar habis korban di mezbah. Setelah rakyat melihat itu, mereka mengaku TUHAN adalah Allah, lalu menangkapi semua nabi-nabi Baal dan Elia membunuh mereka semua di sungai Kison. Selanjutnya Elia berdoa dan turunlah hujan ke wilayah Israel.(1 Raja-raja 18)
  • Elia hanya sempat mengurapi Elisa menjadi penggantinya (1 Raja-raja 19:19-21), sedangkan Elisa yang kelak mengurapi kedua raja itu.(2 Raja-raja 8:7–15; 2 Raja-raja 9:1–10).
  • Elia juga menegur raja Ahab, karena merebut kebun anggur Nabot di Yisreel dengan tipu keji rancangan Izebel, isterinya. Hukuman Tuhan: Ahab dan Izebel akan mati dan dimakan anjing, kemudian keluarganya akan dibasmi habis. Ahab bertobat, sehingga hukuman ditunda ke zaman anaknya.(1 Raja-raja 21)
  • Ahazia, raja pengganti Ahab, jatuh sakit dan menyuruh orang meminta petunjuk ke Baal-zebub allah di Ekron. Elia menemui utusan-utusan itu untuk memberitahu Ahazia bahwa ia tidak akan bangun lagi dari tempat tidurnya dan mati.(2 Raja-raja 1:1-17)
  • Di akhir hidupnya, ia berjalan ditemani Elisa menyeberang ke timur sungai Yordan kemudian terangkat ke sorga dengan mengendarai kereta kuda berapi dalam angin badai.[3]
  • Elia di padang gurun, lukisan Washington Allston
  • Di Kitab Maleakhi berisi nubuat, bahwa TUHAN akan mengutus nabi Elia kepada bangsa Israel menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat, yaitu kedatangan Mesias.[4] Hal ini membuat Elia dijadikan fokus studi eskatologi mengenai kedatangan Mesias. Figur Elia muncul dalam Talmud, Mishnah.
  • Dalam agama Yahudi, nama Elia disebut pada ibadah mingguan Havdalah yang menandai akhir dari Sabat serta dalam kebiasaan lain, misalnya seder pada Paskah Yahudi dan Brit milah (penyunatan). Elia juga muncul dalam berbagai cerita di Haggadah dan pengajaran rabi-rabi, termasuk Babylonian Talmud.


Tradisi Islam


Dalam Al Quran, Ilyas (Elia) digambarkan sebagai nabi Allah yang besar dan saleh, yang dengan gigih melawan penyembahan berhala Ba'l (Baal), dalam Surah Ash-Shaaffat (37) ayat 123-132:
“ Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul. (ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta,(yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?" Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?" Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. ”
Selain itu, surah Al-An'am (6) ayat 8 berbunyi:
“ dan Zakaria (Zakharia), Yahya (Yohanes Pembaptis), 'Isa (Yesus) dan Ilyas (Elia). Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.


Isa

Isa (bahasa Arab: عيسى, `Īsā, Essa;Yeshu (ישו in Hebrew and Aramaic)
sekitar 1 - 32M) adalah nabi penting dalam agama Islam dan merupakan salah satu dari Ulul Azmi. Dalam Al-Qur'an, ia disebut Isa bin Maryam atau Isa al-Masih. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 29 M dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina.
Namanya disebutkan sebanyak 25 kali di dalam Al-Quran. Cerita tentang Isa kemudian berlanjut dengan pengangkatannya sebagai utusan Allah, penolakan oleh Bani Israil dan berakhir dengan pengangkatan dirinya ke surga.

Selama Abad Pertengahan, otoritas Kristen memaksa Yahudi Ashkenazi otoritas untuk menafsirkan ayat-ayat ini supaya mendukung keyakinan mereka tentang Yesus dari Nazaret .

Khusus Yang ini Singkat Saja supaya tidak SARA

Entah dibunuh atau tidak intinya Isa atau Ye'Shu atau Yesus diangkan kelangit dan diyakini akan kembali untuk

Versi TS (Senetral mungkin)
  • Turun kembali ke bumi
  • Membunuh Dajjal
  • Menjadi pemimpin yang adil di akhir zaman
  • Diwafatkan tapi moral manusia memburuk dan akhirnya kiamat

Mutazilah - Islam Liberal? Netral? Rasional? Abad Pertengahan



Banyak kaum muslim yg mengagung-agungkan zaman keemasan Islam namun sayangnya tidak mengenal aliran mutazilah. Aliran mutazilah lah yang memberikan ruh kebebasan berpikir dan rasionalisme dalam ideologi Islam. Pembangunan Bait Al-Hikmah, kemajuan sains, bahkan era renaissance Eropa pun berkat sumbangan mereka.

Mu'tazilah berasal dari kata "i'tazala" (memisahkan). Kisahnya, suatu hari, Hasan al Bashri sedang mengadakan kajian rutin bersama murid-muridnya, termasuk Wasil bin Atha', di masjid. Tiba-tiba datanglah seorang pria bertanya pada al Bashri,

"Di zaman ini, ada beberapa golongan yang mengkafirkan dan memurtadkan sebagian umat Islam yang telah melakukan dosa besar. Ada pula golongan yang menyatakan bahwa dosa besar tidak akan menjerumuskan seseorang ke dalam neraka bila masih terdapat iman dalam hatinya. Bagaimanakah pendapat tuan guru mengenai masalah ini?"

Hasan al Bashri sejenak berpikir karena tidak mau gegabah dalam memberikan keputusan. Tetapi, tanpa dikomando, Wasil bin Atha' langsung mengutarakan pendapatnya,

"Menurutku, muslim yang berdosa besar bukanlah mukmin mutlak, tapi bukan juga kafir mutlak, ia akan ditempatkan di sebuah tempat di antara surga dan neraka (al A'raf), sesuai dengan kedudukannya sebagai bukan mukmin dan bukan kafir"

Washil bangkit berdiri, memisahkan diri dari majelis gurunya (al Bashri), dan berdiam di salah satu tiang masjid, lalu ia mengulangi lagi pendapatnya dengan nada keras.

Dengan suara pelan, al Bashri berkata , "i'tazala 'anna Washil" (Washil telah memisahkan dirinya dari kita).

dikutip dan dimodifikasi dari 30 Kisah Teladan.
 Mu'tazilah aktif sebagai aliran pada abad ke-8 M sampai abad ke-10 M (kira-kira 130 sampai 300 tahun sesudah Hijrah)

Washil bin Atha', pendiri aliran Mu'tazilah, hidup pada pertengahan masa Kekhalifahan Umayyah.

Aliran Mu'tazilah bertahan melalui perubahan dinasti dari Umayyah ke Abbasiyah.

Mungkin puncak kejayaan aliran Mu'tazilah adalah pada masa Khalifah Abbasiyah al-Ma'mun, 786-833 M. al-Ma'mun, putra Khalifah Harun al-Rasyid, terkenal sebagai khalifah yang mencintai ilmu, dia mendirikan Bait al-Hikmah, perpustakaan dan pusat penerjemahan buku. Masa yang sering dianggap sebagai masa kejayaan Islam secara umum di bidang keilmuan.

al-Khawarizmi dan al-Kindi adalah dua ulama yang aktif di Bait al-Hikmah pada masa al-Ma'mun. Penanggung jawab penerjemahan di Bait al-Hikmah adalah ulama Kristen Hunain bin Is.haq/Johannitius.

Aliran Mu'tazilah melemah ketika khalifah al-Mutawakkil (820-860 M) tak lagi menganutnya sebagai "aliran resmi negara". 
 

Ajaran-ajaran Mutazilah

1. Tauhid (Ke-Esaan Allah)

Mutazilah mempunyai cara unik dalam menjelaskan tauhid, yaitu melalui peniadaan sifat2 (nafy al-sifat) Tuhan. Apa-apa yg disebut sbg sifat sebenarnya bukanlah sifat yg mempunyai wujud sendiri di luar zat Tuhan. Melainkan sifat yg merupakan esensi Tuhan. Tidak mungkin sifat yg mempunyai wujud sendiri melekat pada zat Tuhan. Karena zat Tuhan bersifat qadim maka apa yg melekat pada zat itu bersifat qadim pula. Dengan demikian sifat ikut bersifat qadim. Ini menurut Wasil akan membawa pada adanya dua Tuhan, karena yg bersifat qadim hanyalah Tuhan. Oleh karena itu untuk memelihara murninya tawhid atau Ke Maha Esa-an Tuhan, Tuhan tak boleh dikatakan mempunyai sifat dalam arti diatas. Ajaran ini belum matang ketika di ucapkan oleh Wasil, namun disempurnakan murid2nya setelah mempelajari filsafat Yunani.

2. Al-Adl (Keadilan Tuhan)

Tuhan, kata Wasil bersifat bijaksana dan adil. Tidak mungkin Tuhan bersifat jahat dan zalim. Tidak mungkin Tuhan menghendaki manusia untuk melanggar perintah2nya. Dengan demikian manusia sendirilah yg sebenarnya mewujudkan perbuatan baik atau jahatnya, iman dan kekufurannya, patuh dan pembangkangannya. Untuk mewujudkan perbuatan2 itu, Tuhan memberikan daya dan kekuatan kepada manusia. Tidak mungkin Tuhan memberikan perintah jika manusia tidak mempunyai daya untuk mengerjakannya.

3. Al-Wa'd wa al-Wa'id (Janji dan Ancaman)

Tuhan memberikan janji baik bagi orang2 yg patu kepada-Nya, dan memberikan ancaman bagi orang2 yg melanggar perintah-Nya. Dia tidak akan menarik kata2nya atau bertindak berkebalikan dgn janji2nya

4. Al-manzillah bain al-manzilatain (posisi diantara dua posisi)

Menurut ajaran ini, orang yg berbuat dosa besar bukan kafir, sebagaimana disebut kaum Khawarij, juga bukan mukmin, sebagaimana disebut kaum Murjiah, melainkan fasiq yg menempati posisi antara mukmin dan kafir. Kata mukmin, menurut Wasil, merupakan sifat baik dan nama pujian yang tak dapat diberikan kepada orang fasiq, dengan dosa besarnya. Tetapi tidak bisa disebut juga kafir, karena dibalik dosa besar ia masih bersyahadat, beriman, dan melakukan perbuatan2 baik. Orang ini jika meninggal tanpa bertaubat maka akan menerima siksaan namun lebih ringan dari siksaan orang kafir.

5. Al-amr bil ma'ruf wa al-nahy 'an al munkar (Mengajak Kebaikan dan mencegah keburukan)

Ajaran ini merupakan ajaran yg universal dalam seluruh teologi Islam. Kaum khawarij berpendapat ekstrim bahwa mencegah keburukan adalah suatu kewajiban dan kalau perlu dilakukan kekerasan untuk melakukannya. Sementara Murjiah lebih toleran dalam hal ini, menurut mereka hanya Allah yg berhak menghakimi orang lain. Karena itu mereka lebih memilih dgn cara seruan dan sangat menghindari kekerasan. Mutazilah berada pada posisi tengah2 sehingga tidak menafikkan cara kekerasan untuk mencegah kemungkaran, bisa dilihat dari sejarahnya kaum ini sering menggunakan kekerasan untuk menyebar luaskan ajarannya.
 

Hellowen? ini dia Sejarahnya....

Meskipun Haloween mungkin tidak populer di negara kita, namun hampir semua orang tahu bahwa Halloween adalah hari di mana semua orang (di Amerika tentunya) berdandan seram dan menghias rumah dengan berbagai macam hal seram.


Salah satu benda yang selalu ditemui pada tanggal ini adalah adanya Jack O’Lantern, semacam hiasan yang dibentuk dari labu yang diisi dengan lilin atau lampu yang menyala. Labu tadi biasanya diukir dengan bentuk yang menyeramkan, sehingga pada saat malam tiba, Jack O’Lantern akan menyala dengan menyeramkan.

Selain Jack O’Lantern tadi, berbagai hiasan seram seperti kelelawar, tengkorak atau tulang belulang, sarang laba-laba, dan terkadang hiasan yang berbentuk seperti perlengkapan sihir seperti sapu terbang dan belanga tempat nenek sihir membuat berbagai obat atau racun sihir akan tampak di mana-mana.

Bahkan tidak sedikit hiasan yang menampilkan Vampir atau peti mati ala Vampir nampak di berbagai rumah. Sebenarnya apa sih yang terjadi sampai ada perayaan serba seram ini?

Seperti aja sejarah di balik perayaan unik ini?

Banyak teori yang berkembang mengenai Halloween ini, tapi teori yang paling banyak diterima adalah bahwa perayaan Halloween ini berasal dari perayaan bangsa Galia kuno yang disebut Samhain, yang secara kasar berarti “Akhir Musim Panas”.

Perayaan ini dipercaya sebagai berakhirnya “masa terang” (musim semi dan musim panas) dan dimulainya “masa gelap” (musim gugur dan musim dingin).
 
Bangsa Galia kuno percaya bahwa pada tanggal 31 Oktober, atau di hari Samhain tadi, batas antara dunia nyata dan dunia gaib akan sangat tipis, sehingga para penduduk dunia gaib dapat menyeberang ke alam kita.
Pada perayaan Samhain, biasanya pada penduduk Galia kuno akan mengadakan perayaan besar bagi nenek moyang mereka yang sudah lama meninggal dan “mengundang” mereka untuk duduk makan bersama, sedangkan arwah atau makhluk gaib yang jahat akan diusir dari kediaman mereka.

Untuk semakin mempersulit arwah atau makhluk gaib jahat menyebarkan pengaruh negatif di tengah mereka, maka para penduduk akan menggunakan topeng dengan wajah buruk atau berdandan seperti makhluk gaib jahat tadi, sehingga para makhluk gaib jahat tadi menganggap bahwa mereka tidak seharusnya diganggu dan membiarkan perayaan berjalan dengan meriah.

Dari tradisi dan kepercayaan inilah tradisi mengenakan kostum berkembang sampai sekarang, walaupun Halloween di dunia modern sekarang, kostum yang ada bukan lagi kostum seram, tapi berbagai kostum unik mulai dari binatang sampai tokoh superhero atau bahkan tokoh kartun.

Kalau begitu, kenapa namanya berubah menjadi Halloween?

Ternyata nama Halloween ini berasal dari usaha Gereja pada masa itu untuk menghentikan penduduk merayakan hari perayaan Samhain yang dianggap bertentangan dengan perayaan Nasrani.
Gereja mengadopsi perayaan Samhain menjadi Hari Para Orang Suci (All Hallows Evening), dengan harapan para penduduk Galia di masa itu akan meninggalkan perayaan yang dianggap tidak gerejawi.
Dari nama All Hallows Evening, penduduk menyingkatnya menjadi Hallow’s Even, dan makin lama nama yang ada makin pendek sehingga menjadi Halloween.

Uniknya, walaupun nama dan perayaannya menjadi perayaan gerejawi, Gereja tetap tidak dapat mengubah bentuk dan tradisi yang ada di dalam perayaan ini.

Lalu apa sih sebenarnya Jack O’Lantern?

Jack O’Lantern ini merupakan legenda dari Irlandia. Legenda ini menceritakan mengenai seorang petani licik dan tangguh plus pelit yang berhasil menipu Iblis.

Ia berhasil membuat iblis naik ke atas pohon dan kemudian mengukir bentuk Salib di batang pohon tadi, sehingga Iblis tidak bisa turun dengan mudah.

Pada saat kematiannya, Jack tidak diterima di Surga, karena kelicikan dan berbagai tindak buruk yang dia lakukan selama hidup, tapi Iblis juga menolak Jack untuk masuk Neraka karena marah pernah ditipu oleh Jack.

Tapi akhirnya Iblis berbaik hati (atau makin jahat) dengan memberikan sebatang lilin untuk menemaninya berjalan-jalan dalam kegelapan, karena tidak dapat diterima di Surga ataupun Neraka. Lilin tadi ditempatkan di dalam Turnip (sebangsa lobak).

Pada imigran dari Irlandia datang ke Amerika sambil terus mempertahankan tradisi ini, sayangnya, di Amerika tidak banyak ditemukan Turnip, sehingga mereka akhirnya memilih sayuran lain yang ada, dan bisa menggantikan Turnip.

Pilihan akhirnya jatuh ke labu (pumpkin) yang lebih banyak dan mudah ditemui di Amerika. Dari sini lah, Jack O’Lantern dari labu kemudian menjadi terkenal di seluruh dunia.

Pernah mendengar Trick or Treat?


Salah satu tradisi unik di Amerika untuk menyambut Halloween adalah Trick or Treat. Anak-anak akan berjalan dari rumah ke rumah dengan kostum unik sambil membawa keranjang, dan mengetuk pintu sambil meneriakkan “Trick or treaaaat”.

Sebenarnya hal ini adalah ancaman, karena arti aslinya adalah, jika anda tidak memberikan “treat” alias makanan, kami akan melakukan “trick” atau kenakalan terhadap rumah tadi. Pemilik rumah akan keluar dan menghadiahkan berbagai makanan manis seperti coklat atau permen dalam keranjang mereka. Sebenarnya seperti apa sih tradisi awalnya?

Tradisi ini dipercaya muncul di Eropa pada abad ke 9, sebagai bentuk yang modern dari “Soul Day” yang awalnya dirayakan pada 2 November.

Pada hari “Soul Day” tadi, para pengemis akan berjalan dari desa ke desa untuk meminta “Soul Cake” yang dibuat dari potongan roti berbentuk segi empat dengan isi Currant (sejenis anggur manis). “Soul Cake” tadi adalah bayaran yang diterima oleh pengemis tadi untuk mendoakan arwah keluarga yang sudah meninggal.

Mitos Larangan menikah Sunda - Jawa

 Pernahkah anda mendengar bahwa orang Sunda dilarang menikah dengan orang Jawa atau sebaliknya? Ternyata hal itu hingga ini masih dipercaya oleh sebagian masyarakat kita. Lalu apa sebabnya?

Mitos tersebut hingga kini masih dipegang teguh beberapa gelintir orang. Tidak bahagia, melarat, tidak langgeng dan hal yang tidak baik bakal menimpa orang yang melanggar mitos tersebut.

Lalu mengapa orang Sunda dan Jawa dilarang menikah dan membina rumah tangga. Tidak ada literatur yang menuliskan tentang asal muasal mitos larang perkawinan itu. Namun mitos itu diduga akibat dari tragedi perang Bubat.

Peristiwa Perang Bubat diawali dari niat Prabu Hayam Wuruk yang ingin memperistri putri Dyah Pitaloka Citraresmi dari Negeri Sunda. Konon ketertarikan Hayam Wuruk terhadap putri tersebut karena beredarnya lukisan sang putri di Majapahit, yang dilukis secara diam-diam oleh seorang seniman pada masa itu, bernama Sungging Prabangkara.

Hayam Wuruk memang berniat memperistri Dyah Pitaloka dengan didorong alasan politik, yaitu untuk mengikat persekutuan dengan Negeri Sunda. Atas restu dari keluarga kerajaan Majapahit, Hayam Wuruk mengirimkan surat kehormatan kepada Maharaja Linggabuana untuk melamar Dyah Pitaloka. Upacara pernikahan rencananya akan dilangsungkan di Majapahit.

Maharaja Linggabuana lalu berangkat bersama rombongan Sunda ke Majapahit dan diterima serta ditempatkan di Pesanggrahan Bubat. Raja Sunda datang ke Bubat beserta permaisuri dan putri Dyah Pitaloka dengan diiringi sedikit prajurit.

Menurut Kidung Sundayana, timbul niat Mahapatih Gajah Mada untuk menguasai Kerajaan Sunda. Gajah Mada ingin memenuhi Sumpah Palapa yang dibuatnya pada masa sebelum Hayam Wuruk naik tahta, sebab dari berbagai kerajaan di Nusantara yang sudah ditaklukkan Majapahit, hanya kerajaan Sunda lah yang belum dikuasai.

Dengan maksud tersebut, Gajah Mada membuat alasan oleh untuk menganggap bahwa kedatangan rombongan Sunda di Pesanggrahan Bubat adalah bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit. Gajah Mada mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Dyah Pitaloka bukan sebagai pengantin, tetapi sebagai tanda takluk Negeri Sunda dan pengakuan superioritas Majapahit atas Sunda di Nusantara. Hayam Wuruk sendiri disebutkan bimbang atas permasalahan tersebut, mengingat Gajah Mada adalah Mahapatih yang diandalkan Majapahit pada saat itu.

Versi lain menyebut bahwa Raja Hayam Wuruk ternyata sejak kecil sudah dijodohkan dengan adik sepupunya Putri Sekartaji atau Hindu Dewi. Sehingga Hayam Wuruk harus menikahi Hindu Dewi sedangkan Dyah Pitaloka hanya dianggap tanda takluk.

"Soal pernikahan itu, teori saya tentang Gajah Mada, Gajah Mada tidak bersalah. Gajah Mada hanya melaksanakan titah sang raja. Gajah Mada hendak menjodohkan Hayam Wuruk dengan Diah Pitaloka. Gajah mada Ingin sekali untuk menyatukan antara Raja Sunda dan Raja Jawa lalu bergabung. Indah sekali," tegas sejarawan sekaligus arkeolog Universitas Indonesia (UI) Agus Aris Munandar.

Hal ini dia sampaikan dalam seminar Borobudur Writers & Cultural Festival 2012 bertemakan; 'Kontroversi Gajah Mada Dalam Perspektif Fiksi dan Sejarah' di Manohara Hotel, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jateng, Selasa (30/10).

Pihak Pajajaran tidak terima bila kedatangannya ke Majapahit hanya menyerahkan Dyah Pitaloka sebagai taklukan. Kemudian terjadi insiden perselisihan antara utusan Linggabuana dengan Gajah Mada.

Perselisihan ini diakhiri dengan dimaki-makinya Gajah Mada oleh utusan Negeri Sunda yang terkejut bahwa kedatangan mereka hanya untuk memberikan tanda takluk dan mengakui superioritas Majapahit, bukan karena undangan sebelumnya. Namun Gajah Mada tetap dalam posisi semula.

Belum lagi Hayam Wuruk memberikan putusannya, Gajah Mada sudah mengerahkan pasukan Bhayangkara ke Pesanggrahan Bubat dan mengancam Linggabuana untuk mengakui superioritas Majapahit. Demi mempertahankan kehormatan sebagai ksatria Sunda, Linggabuana menolak tekanan itu.

Terjadilah peperangan yang tidak seimbang antara Gajah Mada dengan pasukannya yang berjumlah besar, melawan Linggabuana dengan pasukan pengawal kerajaan (Balamati) yang berjumlah kecil serta para pejabat dan menteri kerajaan yang ikut dalam kunjungan itu. Peristiwa itu berakhir dengan gugurnya Raja Linggabuana, para menteri, pejabat kerajaan beserta segenap keluarga kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat.

Tradisi menyebutkan sang Putri Dyah Pitaloka dengan hati berduka melakukan bela pati atau bunuh diri untuk membela kehormatan bangsa dan negaranya. Menurut tata perilaku dan nilai-nilai kasta ksatria, tindakan bunuh diri ritual dilakukan oleh para perempuan kasta tersebut jika kaum laki-lakinya telah gugur. Perbuatan itu diharapkan dapat membela harga diri sekaligus untuk melindungi kesucian mereka, yaitu menghadapi kemungkinan dipermalukan karena pemerkosaan, penganiayaan, atau diperbudak.

Hayam Wuruk pun kemudian meratapi kematian Dyah Pitaloka. Akibat peristiwa Bubat ini, bahwa hubungan Hayam Wuruk dengan Gajah Mada menjadi renggang. Gajah Mada sendiri menghadapi tentangan, kecurigaan, dan kecaman dari pihak pejabat dan bangsawan Majapahit, karena tindakannya dianggap ceroboh dan gegabah. Mahapatih Gajah Mada dianggap terlalu berani dan lancang dengan tidak mengindahkan keinginan dan perasaan sang Mahkota, Raja Hayam Wuruk sendiri.

Tragedi perang Bubat juga merusak hubungan kenegaraan antar Majapahit dan Pajajaran atau Sunda dan terus berlangsung hingga bertahun-tahun kemudian. Hubungan Sunda-Majapahit tidak pernah pulih seperti sedia kala.

Pangeran Niskalawastu Kancana, adik Putri Dyah Pitaloka yang tetap tinggal di istana Kawali dan tidak ikut ke Majapahit mengiringi keluarganya karena saat itu masih terlalu kecil dan menjadi satu-satunya keturunan Raja yang masih hidup dan kemudian akan naik takhta menjadi Prabu Niskalawastu Kancana.

Kebijakan Prabu Niskalawastu Kancana antara lain memutuskan hubungan diplomatik dengan Majapahit dan menerapkan isolasi terbatas dalam hubungan kenegaraan antar kedua kerajaan. Akibat peristiwa ini pula, di kalangan kerabat Negeri Sunda diberlakukan peraturan larangan estri ti luaran (beristri dari luar), yang isinya diantaranya tidak boleh menikah dari luar lingkungan kerabat Sunda, atau sebagian lagi mengatakan tidak boleh menikah dengan pihak Majapahit. Peraturan ini kemudian ditafsirkan lebih luas sebagai larangan bagi orang Sunda untuk menikahi orang Jawa.

Tindakan keberanian dan keperwiraan Raja Sunda dan putri Dyah Pitaloka untuk melakukan tindakan bela pati (berani mati) dihormati dan dimuliakan oleh rakyat Sunda dan dianggap sebagai teladan. Raja Lingga Buana dijuluki 'Prabu Wangi' (bahasa Sunda: raja yang harum namanya) karena kepahlawanannya membela harga diri negaranya. Keturunannya, raja-raja Sunda kemudian dijuluki Siliwangi yang berasal dari kata Silih Wangi yang berarti pengganti, pewaris atau penerus Prabu Wangi.

Beberapa reaksi tersebut mencerminkan kekecewaan dan kemarahan masyarakat Sunda kepada Majapahit, sebuah sentimen yang kemudian berkembang menjadi semacam rasa persaingan dan permusuhan antara suku Sunda dan Jawa yang dalam beberapa hal masih tersisa hingga kini. Antara lain, tidak seperti kota-kota lain di Indonesia, di kota Bandung, ibu kota Jawa Barat sekaligus pusat budaya Sunda, tidak ditemukan jalan bernama 'Gajah Mada' atau 'Majapahit'. Meskipun Gajah Mada dianggap sebagai tokoh pahlawan nasional Indonesia, kebanyakan rakyat Sunda menganggapnya tidak pantas akibat tindakannya yang dianggap tidak terpuji dalam tragedi ini.
Sumber:

Museum Sumpah Pemuda yang Terlupakan



Tempo Doeloe


Tempo Sekarang


JAKARTA - Kesan kumuh, suram, dan pengap terlanjur melekat di berbagai museum di Tanah Air. Akibatnya, museum kerap kali dianggap tempat yang tidak menarik untuk didatangi.

Nasib ini menimpa salah satu museum sejarah di pusat kota. Letaknya yang terhimpit bangunan-bangunan besar membuat orang-orang abai ada aset berharga bangsa di sana.

Terletak di jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat, itulah museum Sumpah Pemuda. Di gedung inilah Kongres Pemuda II digelar dan Sumpah Pemuda yang bersejarah itu dideklarasikan pada 28 Oktober 1928 lalu.

Ketika mengunjungi Museum Sumpah Pemuda baru-baru ini, Okezone harus menunggu lama hingga bertemu dengan dua orang pengunjung. Beda halnya dengan pemandangan di berbagai pusat perbelanjaan. Ribuan orang setiap harinya datang silih berganti.

Salah seorang pengunjung museum Sumpah Pemuda yang ditemui Okezone, Sri Merdikawati mengaku, datang ke sana bukan karena momentum Sumpah Pemuda, tetapi keingintahuannya tentang sejarah bangsa.

"Kebetulan, ada materi kuliah yang berhubungan dengan Sumpah Pemuda. Saya jadi bertanya-tanya, bener enggak sih materi yang saya dapat itu sesuai dengan sejarah yang kita pelajari?" ujar Sri.

Mahasiwa semester satu Ilmu Manajemen di sebuah perguruan tinggi swasta itu mengamini, anak-anak muda zaman sekarang memang lebih sering hura-hura dan tidak terlalu suka datang ke museum. Pasalnya, kata Sri, tampilan museum memang tidak menarik untuk dikunjungi. Padahal, di museumlah kita bisa belajar tentang sejarah yang tak lekang dimakan waktu.

"Sejarah itu tidak pernah berubah, tetapi orang-orangnya yang berubah," imbuhnya.

Gadis berjilbab itu mengimbuh, minimnya pengetahuan pemuda masa kini tentang sejarah karena mereka telah didominasi budaya asing. "Akibatnya, kita lupa akan nasionalisme sebagai pemuda bangsa Indonesia," tegasnya.

Berbeda dengan Sri, Mala, pengunjung lainnya, mengaku sangat antusias datang ke museum Sumpah Pemuda untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Sumpah Pemuda. "Kita kan sebagai generasi pemuda, biar tahu arti dan sejarah Sumpah Pemuda, dan sekaligus memperingati Sumpah Pemuda," ujar Mala.

Mala juga bertutur, momentum peringatan hari Sumpah Pemuda seharusnya bisa dimaknai sebagai para pemuda Indonesia sesuai isi Sumpah Pemuda itu sendiri. "Pemuda-pemudi Indonesia generasi sekarang harus lebih mengenal sejarah Indonesia dan menjunjung tinggi kesatuan Indonesia," pungkasnya.(rfa)

FOTO DIORAMA
Spoilerfor :

Spoilerfor :

Spoilerfor :

Spoilerfor :

Spoilerfor :


Museum ini memang butuh pemeliharaan yang baik untuk bisa dikenang semangat persatuan para pahlawan dalam membangun NKRI kepada anak cucu.

MEMBONGKAR KEBOHONGAN SEJARAH : 22 JUNI BUKAN TANGGAL LAHIR KOTA JAKARTA


Jakarta (Buana News) - 22 Juni Hari Ulang Tahun siapa ? Kota Jakarta sudah memasuki 483 tahun berdasarkan perhitungan lahirnya, yakni 22 Juni 1527 meyakini tanggal kelahirannya ini. Seperti halnya kebanyakan orang Betawi yang gak mau tahu tanggal & hari lahir, setuju saja tanggal 22 Juni sebagai HUT Jakarta. Kota Jakarta, mungkin karena benda mati, gak tahu dan setuju saja ketika ditetapkan 22 Juni 1527 sebagai kelahirannya tanpa menguji lebih jauh. Sebagai generasi kritis, sudah waktunya kita bertanya, 22 Juni yang ulang tahun siapa ? Kenapa ? Budayawan Betawi yang ditetapkan Universiti Kebangsaan Malaysia sebagai Sejarahwan & Budayawan Betawi, Drs.H.Ridwan Saidi, ternyata sejak tahun 1988 sudah mengajak banyak pihak menguji penetapan tanggal 22 Juni sebagai kelahiran kota Jakarta.

Kita tengok kebelakang selintas, akan kita dapati prosesi sejarah Bandar Kalapa yang sejak abad XV sudah menjadi bagian dari kekuasaan Kerajaan Sunda Pajajaran. Pada tahun 1520, Kerajaan Sunda Pajajaran mengutus Wak Item orang dari Kerajaan Tanjung Jaya yang juga merupakan bagian dari kerajaan Sunda Pajajaran. Disebut Wak Item,karena berpakaian serba item (hitam) seperti suku Baduy. Wak Item disebut juga Batara Katong,karena memakai mahkota dari emas. Kemudian Cirebon fitnah Wak Item sebagai penyembah berhala.

Jelas sekali,alasan Islamisasi yang diusung Fatahillah menyerbu SUnda Kalapa tidak terbukti. Sejak menguasai Sunda Kalapa yang kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta, Fatahillah dan penerusnya tidak membangun tempat ibadah, baik langgar, mushalla atau mesjid yang paling kecil sekalipun. Keinginan menguasai Bandar Kalapa (ekonomi) menjadi fakta yang sulit ditolak.

Dalam kajian sejarah, Wak Item merupakan proto manusia Betawi (sebelum dipastikan sebagai suku Betawi). Wak Item ditugaskan sebagai Xabandar (syahbandar) Bandar Kalapa atau dikenal Pelabuhan Sunda Kelapa. Ada pula menyebut,Fatahillah menyerbu Kalapa dengan maksud meng-Islam-kan penduduknya. Orang-orang Betawi sendiri telah menjadi Islam oleh Syekh Hasanuddin Patani pada Abad XV, mulai dari pesisir Timur Pulo Kalapa sampai Tanjung Kait di barat. Asalnya memang orang Betawi monoteistik (sejak Abad V) seperti dalam temuan Batujaya,Lalampahan, Bujangga Manik, Syair Buyut Nyai Dawit. Monoteisme leluhur Betawi dihajar Tarumanegara pada abad IV (Wangsakerta), tapi Pajajaran tidak ganggu, baik ketika masih monoteistik maupun setelah menjadi Islam. Bahkan Prabu Siliwangi memproteksi Pesantren Syekh Hasanuddin Patani (Babad Tanah Jawa, Carios Parahiyangan). Jadi tidak benar pada tahun 1527, Fatahillah menyerbu Wak Item & orang Betawi karena alasan mereka penyembah berhala. Leluhur Betawi menghormati Cirebon karena Syarif Hidayatullah adalah menantu Prabu Siliwangi, kemudian dia kimpoi lagi dengan putri Pucuk Umun,penguasa lokal Banten Girang. Itu sebabnya Siliwangi & Surawisesa tidak curiga pada Cirebon.

Menurut F.De Haan (1932) dalam buku “Oud Batavia” tugas-tugas Xabandar adalah: mencatat keluar masuk kapal, memenej bisnis dan mencatat jumlah penduduk. Dalam Prasasti Padrao dijelaskan adanya perjanjian antara Kerajaan Sunda Pajajaran dengan Portugis, antara lain berisikan : Portugis diberi hak membangun loji atau benteng disekitar Bandar Kalapa. Pada 1522, Wak Item teken perjanjian dengan Portugis yang merupakan perjanjian imbal beli : lada ditukar meriam. Wak Item meneken perjanjian PADRAO (baca padrong), dengan membubuhkan huruf WAU dengan khot indah.

Pelabuhan Sunda Kelapa adalah pintu masuk perdagangan yang ramai pada jaman itu, sehingga merangsang pihak manapun untuk menguasainya. Fatahillah kemudian menjadi utusan Sunan Gunung Jati untuk merebut Bandar Kalapa. Kemenangan Fatahillah 22 Juni 1527 dijadikan sandaran menetapkan perubahan Sunda Kelapa menjadi Jayakarta dan kemudian berubah menjadi Jakarta. Kemenangan ini disebut “Fathan Mubina” kemenangan besar dan nyata, dan Fatahillah disanjung sebagai pahlawan, kemudian tanggal kemenangannya ditetapkan sebagai hari ulang tahun kota Jakarta. Bisa dipastikan Fatahillah adalah pahlawan bagi orang Cirebon, tapi tidak sebagai pahlawan bagi orang Betawi.

Benarkah tanggal 22 Juni sebagai ketetapan tanggal kelahiran yang teruji sejarah dan jadi acuan Pemerintah Kota Jakarta ? Penggagas penetapan hari kelahiran Jakarta adalah Sudiro,Walikota Djakarta Raja (1958-1960). Pada saat berkuasa itu, Sudiro meminta kepada Mr.M.Yamin, Sudarjo Tjokrosiswono (wartawan) dan Mr.DR.Sukanto (sejarahwan) untuk mengkaji sejarah kelahiran kota Jakarta yang akan ditetapkan sebagai HUT Jakarta dikemudian hari.

Sukanto dalam penelitiaannya menggunakan perhitungan berdasarkan almanak Jawa dan Islam, karena dianggap Fatahillah adalah Muslim yang menghormati adat Jawa. Almanak Jawa digunakan berdasarkan penghitungan masa panen. Untuk itu Sukanto “memperkirakan” nama Djakarta diberikan beberapa bulan setelah Maret 1527, berkaitan dengan mangsa panen. Sementara Prof.Dr.Husein Djajadiningrat meragukan tanggal satu mangsa kesatu pada 1527 jatuh pada 22 Juni Masehi.

Dr.J.A.Brandes, ahli kebudayaan Jawa, menetapkan masa panen adalah mangsa kesepuluh (Kasadasa) yang jatuh pada 12 April sampai 11 Mei. Djajadiningrat menyatakan bahwa berdasarkan penanggalan Islam selalu dikaitkan dengan hari besar Islam atau bulan-bulan Hijryiah. Patut diperhatikan bahwa bulan Rabiulawwal 933 H berlangsung sampai tanggal 4 Januari 1527. Sehingga ada kemungkinan penggantian nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta oleh Fatahillah terjadi antara tanggal 17 Desember sampai 4 Januari 1527. Menurut Ridwan Saidi sangat salah jika Sunda Kalapa diganti nama Jayakarta oleh Fatahillah, karena Jayakarta adalah nama lain sejak ditetapkan nama Sunda Kalapa. Ditemukannya Dusun Jayakarta di Desa Jayakarta Kecamatan Jajakarta di Kabupaten Krawang membuktikan bahwa nama tersebut sudah ada sebelum Fatahillah menyerbu 1527.Nama Jayakarta diberikan sebagai nama tempat untuk Nyi Mas Rara Santang (putri Prabu Siliwangi dari istrinya yang muslimah)

Polemik 22 Juni untuk ditetapkan sebagai hari kelahiran kota Jakarta berlangsung cukup lama. Kemudian A.Heuken SJ menekankan keraguannya terhadap penetapan 22 Juni sebagai tanggal lahir Jayakarta. Didalam kompilasi sumber-sumber sejarah Jakarta abad V (yang tertua) sampai tahun 1630 yang disusun oleh A.Heuken SJ, ditunjukkan bahwa penggantian nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang dilakukan Fatahillah yang dijadikan oleh Soekanto untuk menetapkan ulang tahun kota Jakarta “TIDAK TERBUKTI OLEH DATA SEJARAH MANAPUN”. Dengan begitu masihkah ada data bahwa sejarah memberikan informasi kebenaran tanggal 22 Juni sebagai kelahiran kota Jakarta ? (Monalohanda, Arsip Nasional RI).

Soekanto adalah seorang ahli hukum adat, yang masih diragukan metode risetnya. Tapi secara substansial Soekanto sama dengan Djajadiningrat, hanya berbeda pada penghitungan tanggal saja. Soediro sendiri sebagai politisi PNI bermaksud menetralkan suasana panas di Konstituante yang sedang debat masalah Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Tanggal 22 Juni diambil sebagai upaya melunakkan MASYUMI saat itu, karena memang PNI yang legowo dan untuk melunakkan MASYUMI di Konstituante 1958. Saat itu HAMKA langsung merespon dan mengatakan Jayakarta dari kata Fathan Mubina yang katanya merupakan khutbah Jayakarta pas menang (tanpa sumber,RS). Bisa dipastikan penetapan tanggal 22 Juni sebagai tanggal lahir Kota Jakarta merupakan kompromi politik PNI dengan MASYUMI.

Akhirnya diakui oleh Soediro bahwa penetapan tanggal 22 Juni sebagai tanda kelahiran kota Jakarta semata-mata adalah keputusan politik, tanpa mau mengujinya dari sisi pandang manapun berdasarkan fakta ilmiah. Pada Sidang Dewan Perwakilan Kota Djakarta Sementara 1956 diputuskan tanggal 22 Juni sebagai tanggal ulang tahun kota Jakarta hingga sekarang. Sangat disayangkan,tidak ada yang mau peduli benar salahnya tanggal 22 Juni sebagai ketetapan Ulang Tahun Kota Jakarta !!! Sungguh ironis,kota yang jadi pusat kekuasaan,ibukota Negara, warga kotanya mau menerima begitu saja keputusan politik 1956 tanpa kemauan mengkaji ulang kebenarannya.

Sekarang ini terbuka informasi,telah banyak dikaji secara mendalam telah terjadi kebohongan sejarah dalam alasan menjadikan 22 Juni 1527 sebagai tanggal lahir kota Jakarta. Jika masih diteruskan 22 Juni 1527 sebagai tanggal lahir kota Jakarta, berarti terjadi PENGHINAAN & PENGKHIANATAN terhadap Betawi & leluhur Betawi.

Prof.Dr.Soekanto menulis buku "Dari Djakarta ke Djajakarta" (1955). Dia bilang Djakarta lahir 22 Juni 1527,saat Fatahillah berhasil kalahkan "MUSUH BESARNYA (UMMAT ISLAM BETAWI)". Kemudian tahun 1955 ketika diadakan Mubes RT/RK se-Jakarta yang usulkan 22 Juni sebagai HUT Jakarta disetujui oleh Soediro,Walikota Djakarta Raja, walaupun ada anggota DPRSD Djakarta Raja yang minta agar penetapan ditunda hingga tahun 1977.Soediro dalam sambutannya 22 Juni 1956 juga mengkaitkan HUT Jakarta dengan Piagam Jakarta. Panitia penetapan HUT Jakarta dipimpin oleh M.Masserie (pendiri Kaoem Betawi 1923) dibantu 5 orang anggota yang 2 diantaranya orang Betawi : Juduf Bandjar dan M.Saat. Keterangan sejarah terdekat bisa pastikan bahwa data & fakta sejarah kuat tidak mendukung penetapan 22 Juni 1527 sebagai tanggal lahir kota Jakarta. Karenanya harus ditolak.

Patut kita kutip cerita Drs.H.Ridwan Saidi ketika sempat bertemu Pak Prijanto, Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Ridwan bertanya, 22 Juni bapak merayakan apa ? Pak Prijanto menjawab Fatahillah rebut Jakarta (sejatinya cuma sekitar Labuhan Kalapa.RS) Kemudian kata Ridwan, kalau Fatahillah pemenang dan dirayakan berarti dia pahlawan. Penjahatnya siapa ? Sayang Ridwan Saidi tidak menceritakan jawaban Pak Prijanto.
Menurut Ridwan Saidi, Labuhan Kalapa dikuasai Kerajaan Sunda Pajajaran dan Orang Betawi sebagai pelaksana yang mengurus Labuhan Kalapa. Pada saat Fatahillah menyerbu Labuhan Kalapa, ada 3.000 rumah orang Betawi yang dibumi hanguskan (menurut de Quoto, 1531) pasukan Fatahillah yang jumlahnya ratusan. Penduduk Betawi ini kemudian berlarian ke bukit-bukit hidup bagai Tarzan. Menurut Ridwan Saidi, Wak Item sebagai Xabandar Labuhan Kalapa hanya punya pasukan pengikut sebanyak 20 orang. Dengan gigih melawan pasukan Fatahillah, walau akhirnya semua tewas, mati syahid melawan penjajah dari Jawa. Xabandar Wak Item tewas dan ditenggelamkan ke laut oleh pasukan Fatahillan, sementara 20 orang pengikutnya semua juga tewas (Babad Cirebon).
Menurut Ridwan Saidi, tidak pernah ada pertempuran antara Fatahillah dengan Portugis, karena armada Fransisco de Xa tenggelam diperairan Ceylon. Jadi yang menghadapi Pasukan Fatahillah (lebioh 1500 orang) adalah Xabandar Wak Item dengan pengawal-pengawalnya yang berjumlah 20 orang.

Ketika Fatahillah menguasai Bandar Kalapa, maka orang-orang Betawi yang ada, tidak boleh mencari nafkah sekitar Bandar Labuhan (Hikayat Tumenggung Al Wazir). Kalau kemudian hari orang Betawi membantu VOC menghancurkan kerajaan Jayakarta, adalah wajar karena dendam orang terusir. Dalam waktu 6 jam pada tahun 1619, kerajaan Jayakarta takluk pada VOC karena orang Betawi rumahnya dibakar Fatahillah dan diusir dari pemukimannya juga membantu.

Kembali pada kajian penetapan tanggal 22 Juni sebagai kelahiran kota Jakarta, dimana ditetapkan perubahan nama Sunda Kelapa manjadi Jayakarta (nama Jayakarta adalah nama tempat di Tanjung Jaya,Krawang yang diberikan Prabu Siliwangi. Nama ini untuk menghormati putrinya dari Subang Larang yang bernama Nyi Mas Rara Santang. Jadi nama Jayakarta sudah dinisbatkan pada Sunda Kalapa bukan oleh Fatahillah) dan kemudian menjadi Jakarta, ternyata masih misteri dan kita tak usah meyakin-yakinkan diri kebenaran yang disodorkan karena kebijakan politik Soediro. Sebagai keputusan politik, tentu saja kita masih bisa merubahnya demi kepentingan sejarah dan panutan generasi berikut. Kita jangan ikuti terus apa-apa yang salah, tapi siap untuk memperbaiki dan merubahnya. Atau kita tanyakan saja pada Monas yang tegak ditengah kota Jakarta, sebenarnya tanggal 22 Juni siapa yang ulang tahun ????

Sebagai generasi penerus Betawi kita ditantang untuk cari tahu. Membenarkan pendapat diatas karena putusan politik, atau dengan fakta baru sejarah Jakarta, harus segera kita tetapkan pilihan yang benar. Bagi kaum Betawi, 22 Juni 1527 bukanlah kemenangan, tapi peristiwa menyakitkan, karena Wak Item dan pasukannya dibunuh pasukan Fatahillah dengan alasan mengada-ada. Juga kaum Betawi yang 3.000 rumahnya dibumi hanguskan menjadi bukti. Alasan Fatahillah menyerbu Bandar Kalapa dengan alasan agama juga sudah tertolak dengan fakta bahwa Wak Item adalah seorang muslim yang tidak setuju dengan otoritas keilmuan Islam Cirebon. Orientasi keagamaan Islam orang Betawi pada Syech Quro di Krawang, dimana Syech Qurro dalam wasiatnya meminta agar Qur'an-nya dikuburkan bersama jasadnya bila dia wafat.
Syech Qurro menikahi putri Batujaya dan Prabu Siliwangi yang Bhrahmanis (Hindu) melindungi Syech Qurro dan madrasahnya yang mana suatu saat Prabu Siliwangi menikahi santri Syech Qurro bernama Subang Larang. Menurut Laporan Hotman (1596) tentang Jayakarta, dikatakan ada 3.000 rumah dikosongkan, kota ditinggal karena penduduk mengungsi pada saat penyerbuan Fatahillah.

Jadi dapat disimpulkan:
1. Kaum Betawi dibawah Wak Item sudah lebih maju dengan melakukan Pakta Perdagangan dengan Portugis, dimana Portugis hanya diberi akses sedikit saja saat itu.

2. Fatahillah dan pasukan koalisi (Demak,Cirebon & Banten) menyerbu Bandar Kalapa bukan dengan alasan agama, tapi ingin menguasai pintu perdagangan.

3. Terjadi pembumihangusan kaum Betawi (yang sudah Islam) pada saat itu dan itu berarti Fatahillah bukanlah pahlawan bagi Betawi, mungkin bagi Cirebon.

4. Penetapan 22 Juni 1527 sebagai tanggal lahir Kota Jakarta adalah kekeliruan, karena tidak ada sandaran maupun data atau fakta sejarah dari manapun.

Ataukah kita tidak peduli dan terima saja karena kita memang tidak peduli dengan jati diri Betawi dan Kota Jakarta.Sudah selayaknya Kaum Betawi mau menguji ulang catatan tentang sejarah Kaum Betawi,baik mulai dari Situs Batujaya (abad IIM) maupun pada saat penguasaan Bandar Kalapa oleh Wak Item tahun 1522 dan penyerbuan Fatahillah yang dipuncaki 22 Juni 1527. Kalau ditanya kapan Kota Jakarta ditetapkan tanggal lahirnya, para ahli dan Pemerintah-lah yang wajib menjawabnya. Tapi kita dapat memberikan usulan untuk dipertimbangkan.

Pada tanggal 29 September 1945, Presiden Soekarno menandatangani Surat Keputusan tentang Pembentukan Pemerintahan Nasional Daerah Jakarta dan menetapkan Suwiryo sebagai Walikota-nya. Pembentukan pemerintahan Jakarta sama artinya dibentuknya Kota Jakarta. Jadi, jika dibandingkan SK Gubernur Sudiro tahun 1956 dalam menetapkan 22 Juni sebagai tanggal lahir Jakarta, tentunya menentang SK Presiden Sukarno tahun 1945.

Ada beberapa pilihan mengganti tanggal 22 Juni sebagai tanggal lahir Kota Jakarta, diantaranya :

1. Tanggal 30 Mei 1619, dimana Kraton Jayakarta dihancurkan luluh lantak.
2. 29 September 1945 berdasar SK Presiden Sukarno.
3. 31 Maret 1950, dimana Kota Jakarta merdeka penuh dan berkedaulatan murni.

Jika kita jujur dan mau mengakui bahwa 22 Juni sebagai tanggal lahir Kota Jakarta adalah keputusan Politik yang bisa diubah dengan keputusan politik juga, maka perlu keputusan politik baru menetapkan tanggal lahir kota Jakarta. Seluruh komponen Etnis Betawi sudah saatnya “ngah” dengan pembodohan dan pembohongan sejarah kota Jakarta dan kaitannya dengan Betawi dan leluhur Betawi. Karena 22 Juni 1527 adalah tanggal penghancuran kota Sunda Kalapa dan pemusnahan pemukiman kaum Betawi. Koq terus kita biarkan kebohongan sejarah yang menyakitkan ini ?

Penulis :
Mathar Moehammad Kamal
Pegiat Budaya Betawi
Ketua Forum Kajian Budaya Betawi
Tim Kampanye Bongkar Kebohongan Sejarah Jakarta & Betawi.
Telp.021-92788709. E-mail : matharmoehammad@yahoo.com
Grup FACEBOOK : GERAKAN PELURUSAN SEJARAH BETAWI

Sumber : http://www.buana-news.com/2011/06/me...h-22-juni.htmlSetelah membaca artikel ini, saya baru tahu bahwa Fatahillah menaklukan bumi betawi karena motif ekonomi, berbeda dengan yang saya baca di buku sejarah nasioanal terbitan departemen P dan K pada waktu saya masih SMP.
Semoga kebenaran sejarah di Indonesia semakin terkuak lebar, sepahit apa pun kenyataannya.
Katakanlah benar jika itu memang benar, dan katakanlah salah jika itu memang salah, sepahit apa pun kenyataan sejarah negeri kita.Revisi sejarah mengenai kota Jakarta ini perlu dikaji lebih lanjut lagi agar tidak menimbulkan fitnah, akan tetapi jika revisi sejarah ini benar adanya, maka tanggal lahirnya kota Jakarta ini menjadi tidak tepat dan perlu diganti.

Prasejarah-Lukisan Para Penghuni Goa Eropa

10. Magura Cave

The Magura Cave is one of the largest caves in Bulgaria located in the northwest part of the country. The cave walls are decorated by prehistoric cave paintings dating back about 8000 to 4000 years ago. More than 700 drawings have been discovered on the cave walls. They are painted with bat guano (bat excrement) and represent hunting and dancing people as well as a large variety of animals.



9. Cueva de las Manos

Cueva de las Manos is a cave located in an isolated area in the Patagonian landscape of southern Argentina. It takes its name (Cave of the Hands) from the stencilled outlines of human hands, but there are also many depictions of guanacos, rheas and other animals, as well as hunting scenes. Most of the hands are left hands, which suggests that painters held a spraying pipe with their right hand. The paintings are thought to have been created between 13,000 and 9,500 years ago.



8. Bhimbetka

Located in central India, Bhimbetka contains over 600 rock shelters decorated with prehistoric cave paintings. Executed mainly in red and white with the occasional use of green and yellow the paintings usually depict the lives and times of the people who lived in the caves. Animals such as bisons, tigers, lions, and crocodiles have also been abundantly depicted in some caves. The oldest paintings are considered to be 12,000 years old.



7. Serra da Capivara

The Serra da Capivara National Park in northeast Brazil is home to numerous rock shelters that are decorated with cave paintings. The paintings include scenes of rituals and hunting, trees and animals capivaras. Some scientists believe that the oldest cave paintings in the park are created 25,000 years ago. This is disputed by several geneticists however as this would conflict the currently accepted date of human settlement in the Americas.



6. Laas Gaal

Laas Gaal is a complex of caves and rock shelters in northwestern Somalia that contain some of the earliest known rock art in the Horn of Africa and the African continent in general. The prehistoric cave paintings are estimated to be between 11,000 and 5,000 years old. They show cows in ceremonial robes accompanied by humans, domesticated dogs and even a giraffe. The cave paintings are excellently preserved and retain their clear outlines and strong colors.



5. Tadrart Acacus

Tadrart Acacus form a mountain range in the Sahara desert of western Libya. The area is known for its rock paintings dating from 12,000 BC to 100 AD. The paintings reflect the changing environment of the Sahara desert which used to have a much wetter climate. Nine thousand years ago the surroundings were green with lakes and forests and with large herds of wild animals as demonstrated by rock paintings at Tadrart Aracus of animals such as giraffes, elephants and ostriches.



4. Chauvet Cave


The Chauvet Cave in southern France contains some of earliest known prehistoric cave paintings in the world. Based on radiocarbon dating the oldest paintings in the cave may be up to 32,000 years old. The cave was discovered in 1994 by Jean-Marie Chauvet and his team of speleologists. These paintings contain images of animals such as the ibex, mammoth, horses, lions, bears, rhinos and lions. Advanced techniques such as the use of perspective is clearly demonstrated in the ‘panel of horses’ which shows several animals on the same plane.



3. Kakadu Rock Paintings

Located in the Northern Territory of Australia, Kakadu National Park contains one of the greatest concentrations of Aboriginal art sites in Australia. Approximately 5000 art sites have been discovered in Kakadu along the escarpment and on rock outliers. The Aboriginal painting are estimated to range in age from 20,000 years to the recent present although most of the paintings are less than 1500 years old. The site at Ubirr has some of the finest examples of “X-ray art” in the world. The Aboriginals not only painted the outside but also the bones and internal organs of the animals.



2. Altamira Cave

Discovered in the late 19th century, the Altamira Cave in northern Spain was the first cave in which prehistoric paintings were discovered. The paintings were of such an astounding quality that the scientific society doubted their authenticy and even accused it’s discoverer Marcelino Sanz de Sautuola of forgery. Many people simply did not believe prehistoric man had the intellectual capacity to produce any kind of artistic expression. It was not until 1902 when the paintings were acknowledged as genuine. The charcoal and ochre images of horses, bison and handprints in the Altamira Cave are among the best preserved cave paintings in the world.



1. Lascaux Paintings

Nicknamed “the prehistoric Sistine Chapel”, the Lascaux Caves are a cave complex in southwestern France decorated with some of the most impressive and famous cave paintings in the world. The Lascaux paintings are estimated to be 17,000 years old. Most of the cave paintings are situated quite a distance away from the entrance and must have been created with the aid of candles. The most famous cave painting is The Great Hall of the Bulls where bulls, horses and deers are depicted. One of the bulls is 5.2 meters (17 feet) long, the largest animal discovered so far in any cave.

Due to the damage resulting from too many people visiting the caves, the Lascaux paintings have been permanently closed to the public. The French government has built Lascaux II near the site where tourists can see a copy of the original cave.

10 Perkembangan Penemuan Thomas Alva Edison

Siapa yang tak mengenal nama Thomas Alva Edison sang penemu listrik? Ia adalah seorang jenius yang banyak memberikan sumbangan dan menginspirasi terciptanya penemuan teknologi, baik di bidang komunikasi, informasi maupun industri, bahkan beberapa temuannya hingga sekarang secara tidak sadar masih kita nikmati. Berikut 10 evolusi temuan Thomas Alva Edison:
Quote:1. Mesin Cetak Listrik Menjadi Keyboard Komputer


Spoilerfor perkembangan:


Edison mematenkan penemuannya berupa Mesin Cetak Listrik pada 1872 lalu, seiring berjalannya waktu mesin cetak Edison pun berevolusi menjadi mesin tik analog karena bentuknya yang lebih ergonomis. Era analog bertranformasi ke dalam era digital, mesin tik analog pun berubah format menjadi mesin tik digital, hingga akhirnya mesin cetak edison berevolusi menjadi sebuah keyboard komputer.

2. Pena Stensil Menjadi Mesin Tato
Spoilerfor perkembangan:


Sepertinya semua pencinta dan penikmat seni hias tubuh, khususnya tato/rajah harus berterimakasih kepada Edison. Karena tanpa penemuan pena stensil yang ditemukan pada 135 tahun lalu, meski saat itu pena tersebut digunakan sebagai alat pencatat faksimil ataupun dokumentasi lainnya. Namun mesin tato moderna ini memiliki cara kerja yang mirip dengan pena stensil tersebut.

3. Mesin Vote (Pilih) Analog Menjadi Mesin Vote Modern
Spoilerfor perkembangan:


Seperti halnya mesin cetak analog yang ditemukan oleh Edison, evolusi tersebut pun dialami oleh mesin vote analog. Mesin yang digunakan sebagai alat pemilihan kontes, ataupun undian, dan dibidang politik alat ini merupakan salah satu simbol demokrasi, apabila sebuah musyawarah gagal mendapatkan suara secara aklamasi. Alat voting ini Edison temukan pada 1869 lalu. Sepertinya sistem demokrasi banyak diselematkan oleh alat ini….

4. Fonograf Menjadi Sistem Stereo
Spoilerfor perkembangan:


Satu yang paling popular dan berpengaruh dalam penyebaran budaya dan informasi di dalamnya adalah fonografi (phonograph) sebuah alat perekam dan sekaligus mengeluarkan suara yang Edison temukan hampir tiga abad lalu atau sekitar 1877. Alat ini berevolusi menjadi gramofon (alat pemutar piringan hitam), sehingga semua orang dapat menikmati musik tanpa harus menyaksikan siaran ataupun pertunjukan langsung para musisi. Hingga akhirnya pemutar piringan hitam dan perekam suara bertransformasi menjadi alat penghasil suara untuk laser disc, compact disc, hingga dvd (Dissociated vertical deviation) di era elektronika. Dan paling mutakhir adalah berkembangnya teknologi digital yang melibatkan komputerisasi, kita dapat menikmati musik, video, citra (gambar) melalui berbagai macam gagdget, mp3 player, mp4player, ipod, dan sebagainya.

5. Telefone versi Edison Menjadi Telefon Modern
Spoilerfor perkembangan:


Sebenarnya Edison tidak secara langsung menemukan alat komunikasi yang bernama telefon, namun ia memberikan sebuah inspirasi bagi penemunya melalui alat pengirim data suara melalui sebuah rangkaian listrik. Alat ini kemudian dapat dihubungkan ke alat yang sama di tempat yang berbeda dan berjauhan, dengan kata lain alat komunikasi jaringan internal. Meski demikian telefon versi Edison ini menginspirasi lahirnya telefon modern.

6. Lampu Pijar Listrik Menjadi Lampu CFL Modern
Spoilerfor perkembangan:


Salah satu temuan yang mencuatkan nama Edison adalah lampu pijar, karena penerangan di malam hari sangatlah dibutuhkan bahkan hingga sekarang. 132 tahun setelah Edison menemukan lampu pijar, sistem pencahayaan listrik pun semakin berkembang , kini kita mengenal lampu pijar yanglebih hemat energi seperti lampu berbahan fosfor (neon), atau lebih dikenal dengan lampu cfl (compact fluorescent lamp).

7. Mesin Rel Kereta Elektromagnetis Menjadi Rel Bawah Tanah dan Jalur Transportasi Regional
Spoilerfor perkembangan:


Salah satu alat transportasi modern adalah kereta api, mulai dari kereta api uap, diesel hingga listrik seperti sekarang ini, bahkan di negara-negara maju kereta di jalankan dengan menggunakan radiasi elektromagnetis sehingga mampu bergerak lebih cepat daripada kereta berteknologi uap dan diesel.

8. Alat Pengawet Bebuahan Menjadi Mesin Kemasan Vakum
Spoilerfor perkembangan:


Salah satu temuan Edison yang melibatkan kuliner, penyimpanan makanan, adalah alat pengawet makanan terutama berbahan sayuran. Pada 1881, Edison telah mematenkan sebuah alat yang mampu mengeluarkan udara dari dalam sebuah botol, tabung gelas, toples, hingga makanan di dalamnya berada dalam ruang hampa udara. Melalui cara ini, Edison berpendapat akan mencegah hidupnya mikro organisme yang dapat membuat makan menjadi cepat busuk. Di saat ini, kita mengenalnya dengan alat penyedot udara dalam kemasan plastik bahan makan di berbagai toko swalayan.

9. Kamera Kinetograf Menjadi Kamera Gambar
Spoilerfor perkembangan:


Wow, ternyata Edison pun sangat berjasa di bidang perfilman dunia, terbukti temuan kamera kinetograf atau lebih dikenal dengan nama kinetoskop. Kinetoskop adalah kamera gambar hidup pertama yang menampilkan gambar bergerak. Alat ini dapat memperlihatkan film secara individual melalui lubang kecil yang menyerupai jendela.
Pada tahun 1884, George Eastman menemukan pita film ( seluloid ) yang terbuat dari plastik tembus pandang. Tahun 1891 Eastman dibantu Hannibal Goodwin memperkenalkan satu rol film yang dapat dimasukkan ke dalam kamera pada siang hari. Penemuan ini mengilhami Thomas Edison untuk membuat alat yang berbentuk kotak berlubang untuk menyaksikan atau mengintip suatu pertunjukan. Pada tahun 1887, Thomas Edison tertarik untuk membuat alat untuk merekam dan membuat (memproduksi) gambar. Ia dibantu oleh pekerjanya yaitu William Kennedy Laurie Dickson pada tahun 1889 dan 1892. Dickson dan timnya mengembangkan Kinetoskop, sebuah inovasi kamera gambar yang bergerak dengan pergerakan film yang cepat menjadi percobaan potret gambar hidup, akhirnya, pertunjukan Kinetoskop secara komersil.

10. Roda Kendaraan Kayu/Besi Menjadi Ban Karet
Spoilerfor perkembangan:


Jauh sebelum Edison, semua pemakai kendaraan sepertinya tidak akan merasakan nyamannya berkendaraan. Ketika itu roda kendaraan yang terbuat dari kayu dan logam sangat lazim digunakan, sehingga ketika kendaraan melintasi kondisi jalanan berbatu atau bertekstur keras maka baik penumpang maupun pengendara akan merasa tidak nyaman bahkan cukup sulit mengendalikan kemudi kendaraanya. Namun setelah Edison berpikir untuk melapisinya dengan lapisan karet di atas permukaan roda, maka kenyamanan dalam berkendaraan pun lebih terjamin, dan menginspirasi teknologi ban kendaraan modern hingga sekarang.


sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/50844db62775b4d410000001/10-perkembangan-penemuan-thomas-alva-edison

13 Dewa-Dewi dalam Mitologi Etrusca

Bangsa Etrusca
Minimnya hasil budaya yang ditemukan, menyebabkan para ahli sejarah masih belum banyak dapat menyingkap bangsa Etrusca. Namun ciri-ciri hasil karyanya dapat ditemukan pula di Roma.
Diperkirakan bangsa Etrusca berhubungan denga Asia Minor dan Near East Ancient. Penemuan yang dapat bercerita tantang bangsa Etrusca hanyalah tulisan pada makam dan beberapa teks panjang yang bercerita tentang ritual keagamaan.


Spoilerfor Dewa-Dewi:

Aita

Aita atau Eita adalah dewa dan penguasa Dunia Bawah dalam mitologi Etruska, mirip dengan Hades dalam mitologi Yunani dan Pluto dalam mitologi Romawi. Dia digambarkan hanya dalam sedikit lukisan makam Etruska, misalnya pada makam Golini dari Orvieto dan makam Orcus II dari Tarquinia. Aita juga digambarkan bersama istrinya Phersipnei, padanan Etruska bagi Persefone dari Yunani atau Proserpina dari Romawi.
Dia dgambarkan sebagai pria berjanggut yang memakai topi kulit serigala. Dia ditampilkan bersama istrinya Phersipnei yang bermahkotakan ular pada lukisan pada Makam Orcus. Padanan Yunaninya, Hades, juga memiliki penutup kepala, namun topi kepala Hades memiliki kemampuan khusus, yaitu membuat pemakainya menjadi tak terlihat.
Ada juga penggambaran Aita yang sedang menuntun para arwah menuju Dunia Bawah.

Spoilerfor Dewa-Dewi:

Alpan

Alpan atau Alpanu adalah dewi Dunia Bawah. Dia juga merupakan dewi nafsu seksual. Dia kadang digambarkan mengenakan jubah dan sandal yang longgar, dan sering pula telanjang. Dia biasanya memakai banyak perhiasan.

Spoilerfor Dewa-Dewi:

Aplu

plu adalah dewa cahaya dan cuaca. Apulu atau Aplu seringkali disamakan dengan dewa Apollo dari Yunani. Dia biasanya digambarkan dengan daun salam, dan kadang dengan mengenakan jubah, atau dalam keadaan telanjang. Simbolnya adalah tongkat dan ranting salam.

Spoilerfor Dewa-Dewi:

Charun

Charun atau Charu atau Karun adalah iblis atau dewa yang bertugas di Dunia Bawah dalam mitologi Etruska. Dia adalah penjaga gerbang menuju Dunia Bawah. Dia seringkali digambarkan bersama Vanth, dewi bersayap yang juga berkaitan erat dengan Dunia Bawah.
Namanya diambil dari nama tokoh Kharon dari mitologi Yunani, yang memang memiliki perang yang mirip dengan Kharon, yairu sebagai pendayung perahu pengantar para arwah menuju Dunia Bawah.
Charun digambarkan dalam sosok yang menakutkan. Dia memegang palu godam, yang merupakan simbol keagamaannya, dan dia juga ditampilkan dengan telinga runcing, ular melingkar di lengannya, serta warna kulit yang kebiruan yang melambangkan pembusukan akibat kematian. Dalam beberapa prasasti, dia memiliki sayap besar. Charun juga digambarkan sebagai sososok makhluk besar dengan rambut mirip ular, hidung bengkok mirip burung hering, siung besar mirip babi hutan, alis panjang, bibir besar, mata berapi, telinga lancip, janggut hitam, sayap besar, kulit berwarna tak wajar (pucat, biru, atau abu-abu), dan ular melingkari lengannya. Gambaran Kharun yang menakutkan itu kemungkinan dipercaya oleh orang Etruska dapat menjauhkan roh jahat dari makam.

Spoilerfor Dewa-Dewi:

Februus

Februus adalah dewa penyucian dalam mitologi Etruska. Dia juga merupakan dewa Dunia Bawah. Selain itu, Februus juga merupakan dewa kekayaan dan kematian, mirip dengan dewa Hades dari Yunani maupun dewa Pluto dari Romawi, yang kesemuanya merupakan dewa Dunia Bawah dan kekayaan.
Februus kemungkinan diserap oleh orang Romawi menjadi Febris, dewi demam dan malaria. Ini mungkin berkaitan dengan keringat demam, yang dianggap sebagai proses penyucian.
Bulan suci bagi dewa Februus adalah Februarius (atau Februa), yang kemudian menjadi bulan Februari dalam bahasa Indonesia. Nama dewa Februus, dan juga nama bulan Februarius kemungkinan dinamai dari festival penyucian dan pembersihan mata air, yaitu festival Februa (atau Februalia dan Februatio), yang dilakukan setiap tanggal 15 bulan tersebut.

Spoilerfor Dewa-Dewi:

Fufluns

Fuflans atau Puphluns adalah dewa anggur, kehidupan tanaman, kebahagiaan, dan pertumbuhan dalam mitologi Etruska. Dia dikaitkan dengan dewa anggur dari mitologi Romawi, yakni Liber. Dia adalah putra Semla. Dia disembah di Populonia atau Fufluna.

Spoilerfor Dewa-Dewi:

Hercle

Hercle menyusu pada Uni.
Hercle atau Heracle atau Hercl adalah pahlawan dan manusia setengah dewa dalam mitologi Etruska. Hercle diserap dari Herakles, pahlawan dari mitologi Yunani, dan dia juga dikaitkan dengan Hercules, pahlawan serupa dari mitologi Romawi.
Dewi Uni memberikan Hercle kehidupan abadi di antara para dewa dengan cara membiarkan Hercle mengisap payudaranya dan menyedot air susunya.

Spoilerfor Dewa-Dewi:

Laran

Laran adalah dewa perang. Laran biasanya digambarkan sebagai pemuda yang memakai helm dan membawa tombak serta mengenakan jubah. Laran juga kadang digambarkan telanjang namun sambil membawa senjata. Istri Laran adalah Turan, yang kemudian diserap menjadi dewi Venus oleh orang Romawi. Pada perkembangan selanjutnya, Laran digabungkan dengan Ares, dewa perang dari mitologi Yunani, untuk kemudian mengahsilkan dewa perang Romawi, Mars.

Spoilerfor Dewa-Dewi:

Menrva

Menrva adalah dewi seni dan perang. Dewa Minerva dari Romawi kemungkinan berasal dari dewi Menrva ini. Banyak atribut Menrva diserap dari dewi Athena dari Yunani, namun Menrva tetaplah merupakan dewi yang berbeda dari Athena. Tidak seperti Athena yang merupakan dewi perawan, Menrva adalah dewi yang menganjurkan pernikahan dan kelahiran anak.
Menrva adalah dewi yang kuat dan terkenal; bersama dengan Tin dan dewi Uni, mereka membentuk triad pantheon Etruska yang berkuasa.

Spoilerfor Dewa-Dewi:

Nethuns

Nethuns adalah dewa air tawar. Nethuns seringkali disamakaan dengan dewa Neptunus dari Romawi, yang juga pada mulanya merupakan dewa sumur dan mata air, sebelum kemudian Neptunus mengadopsi atribut dari dewa laut Yunani, Poseidon.
Nethuns digambarkan memiliki hiasan kepala berbentuk ketos (monster laut), memegang trisula dan didampingi oleh dua ekor lumba-lumba. Ada ukiran tentang Nethuns di cermin perunggu di Museum Vatikan.

Spoilerfor Dewa-Dewi:

Uni

Uni membiarkan payudaranya dikenyot oleh putranya, Hercle.
Uni adalah dewi cinta dan pernikahan. Dia adalah istri dewa langit, Tin. Uni disamakan dengan dewa Juno dari Romawi, selain juga dengan Thaina. Uni dikaitkan dengan daerah Perugia.
Bersama Tin dan Menrva, Uni membentuk suatu triad berkuasa dalam pantheon Etruska.
Menurut legenda Etruska, Uni dan Tin merupakan orang tua Hercle, nama Etruska bagi pahlawan Herakles atau Hercules.

Spoilerfor Dewa-Dewi:

Sethlans

Sethlans, Vulcan, dan kuda Troya.
Sethlans adalah dewa api, pandai besi, dan keahlian tangan dalam mitologi Etruska. Dia kemungkinan berkaitan dengan Hefaistos dari mitologi Yunani dan Vulcan dari mitologi Romawi, yang kesemuanya merupakan dewa api dan pandai besi.
Sethlans merupakan salah satu dewa asli Etrusa. Dalam seni Etruska, Sethlans dapat diidentifikasi dari peralatannya, yaitu palu dan penjepit pandai besi, serta dari pileus atau topi kerucut yang dia pakai.

Spoilerfor Dewa-Dewi:
 

Tin

Tin pada koin Romawi.
Tin, disebut juga Tinh, Tins, Tinia, atau Tina, adalah dewa langit dan dewa paling berkuasa dalam mitologi Etruska. Tin atau Tinia disamakan dengan dewa Jupiter dari Romawi dan dewa Zeus dari Yunani, karena mereka semua sama-sama memiliki petir.
Istri Tin adalah Uni. Mereka berdua bersama dengan dewi Mnerva membentuk suatu triad berkuasa dalam pantheon Etruska, mirip dengan triad Jupiter, Juno, dan Minerva, yang mana mereka saling berbagi kuil di Capitol. Triad Tin, Uni, dan Menrva memiliki kuil di tiap kota di Etruria.
Tin adalah ayah Hercle.
Tin kadang-kadang digambarkan sebagai pria berjanggut yang sedang duduk atau kadang-kadang sebagai pria tak berjanggut yang sedang berdiri. Tin biasanya ditemani oleh elang, dan kadang-kadang kapalanya bemahkotakan karangan bunga ivy.
Julukan Tin antara lain Tin Cilens, Tin Tuf dan Tins Tne.