Pohon pun Menjerit-jerit Saat Haus
Frekuensi suara yang bisa ditangkap telinga manusia sangat terbatas - sekitar 20 hingga 20.000 Hertz. Karenanya kita tidak pernah tahu bahwa pohon-pohon pun bisa mengeluarkan suara. Seperti misalnya saat haus, jeritan mereka konon sangat menyedihkan, loh.
Para ilmuwan baru-baru ini berhasil menangkap suara pepohonan tersebut. Sebuah tim yang dipimpin fisikawan Prancis, Philippe Marmottant, dari Grenoble University, engklaim bahwa mereka telah membuat rekaman pertama dari pohon yang sedang terengah-engah karena air. Sama seperti manusia yang bersuara saat mereka menghirup udara, pohon juga membuat suara ultrasonik bermunculan.
Para ilmuwan baru-baru ini berhasil menangkap suara pepohonan tersebut. Sebuah tim yang dipimpin fisikawan Prancis, Philippe Marmottant, dari Grenoble University, engklaim bahwa mereka telah membuat rekaman pertama dari pohon yang sedang terengah-engah karena air. Sama seperti manusia yang bersuara saat mereka menghirup udara, pohon juga membuat suara ultrasonik bermunculan.
Ilustrasi: Photographer Harri Pekkinen / kuvamyynti.info |
Dari mana suara pada pohon muncul? Pohon mengambil air dari tanah melalui sistem akar mereka. Upaya untuk menarik air dan kelembapan ini dari tanah menciptakan gelembung udara.
"Kami bisa melacak artikulasi gelembung, dan apa yang kami temukan adalah mayoritas suara yang didengar terkait dengan gelembung," kata Marmottant.
Para peneliti menggunakan sampel irisan kayu pohon pinus mati yang diberi banyak hidrogel. Kondisinya dibuat semirip mungkin seperti pohon hidup.
Gel tersebut mulai mengering karena pengaruh lingkungan. Dari sini peneliti mendengarkan kayu yang mulai memunculkan suara. Kebisingan tersebut berasal dari gelembung udara yang naik kemudian menghilang. Proses ini disebut dengan kavitasi.
Kabarnya, mereka sekarang berlomba mencoba dengan peralatan yang mampu mendengarkan suara-suara unik yang diciptakan oleh alam. Bila sudah menjadi kenyataan, suatu saat nanti boleh jadi kita bisa menangkap jutaan tangis dari hutan-hutan yang ditebang oleh manusia-manusia serakah.
"Kami bisa melacak artikulasi gelembung, dan apa yang kami temukan adalah mayoritas suara yang didengar terkait dengan gelembung," kata Marmottant.
Para peneliti menggunakan sampel irisan kayu pohon pinus mati yang diberi banyak hidrogel. Kondisinya dibuat semirip mungkin seperti pohon hidup.
Gel tersebut mulai mengering karena pengaruh lingkungan. Dari sini peneliti mendengarkan kayu yang mulai memunculkan suara. Kebisingan tersebut berasal dari gelembung udara yang naik kemudian menghilang. Proses ini disebut dengan kavitasi.
Kabarnya, mereka sekarang berlomba mencoba dengan peralatan yang mampu mendengarkan suara-suara unik yang diciptakan oleh alam. Bila sudah menjadi kenyataan, suatu saat nanti boleh jadi kita bisa menangkap jutaan tangis dari hutan-hutan yang ditebang oleh manusia-manusia serakah.
Sumber:
tempo
tempo