Salah Kaprah Kopi di Indonesia
Minum kopi di pagi hari rasanya sudah umum bagi banyak kalangan. Tapi kapan kopi masuk Indonesia, jenis apa saja, dan rahasia apa terkandung di balik secangkir kopi?
Ada sebuah komunitas yang menamai diri mereka Komunitas Penggemar Kopi berupaya menyingkap segala aspek tentang kopi serinci mungkin. Misalnya, selama ini lazim diketahui bila kopi masuk ke Indonesia dibawa oleh bangsa Belanda. Benarkah demikian?
Ada sebuah komunitas yang menamai diri mereka Komunitas Penggemar Kopi berupaya menyingkap segala aspek tentang kopi serinci mungkin. Misalnya, selama ini lazim diketahui bila kopi masuk ke Indonesia dibawa oleh bangsa Belanda. Benarkah demikian?
noisypost.com
Bila ditelusuri lebih jauh, sebenarnya kerajaan Aceh pada abad ke-14 pernah berhubungan dengan Turki yang juga dikenal sebagai bangsa penikmat kopi. “Jadi, bisa saja kita telah menikmati kopi sebelum itu. Jika itu terbukti, maka akan menjadi sebuah kebanggaan,” papar Uji Sapitu, salah satu penggagas Komunitas Penggemar Kopi.
Ada lagi hal yang perlu kita ketahui tentang kopi di Indonesia. Secara spesifik, kopi dibagi menjadi dua, yaitu kopi yang tumbuh di dataran tinggi yang disebut kopi arabika, dan kopi yang tumbuh di dataran rendah atau kopi robusta.
Dengan berbagai macam karakter tanah di Indonesia inilah, ada banyak varietas yang dikembangkan sehingga masyarakat mengenal beragam kopi dari seluruh penjuru daerah, mulai kopi bali, kopi papua, kopi toraja, sampai kopi luwak.
Yang menarik, dari hasil penelitian komunitas ini, ternyata petani kopi di negeri ini masih terbilang miskin. Harusnya dengan omzet mereka pertahun sudah bisa meningkatkan kesejahteraan para petani.
Apa sebabnya? “Value yang diterima petani kopi, hanya menikmati 20% dari hasil produksi, sedangkan 80% lebih banyak dinikmati korporasi,” sebut Uji.
Wah, ternyata banyak yang harus diluruskan di negeri ini. Soal perkopian saja sudah banyak melenceng, ya...
Ada lagi hal yang perlu kita ketahui tentang kopi di Indonesia. Secara spesifik, kopi dibagi menjadi dua, yaitu kopi yang tumbuh di dataran tinggi yang disebut kopi arabika, dan kopi yang tumbuh di dataran rendah atau kopi robusta.
Dengan berbagai macam karakter tanah di Indonesia inilah, ada banyak varietas yang dikembangkan sehingga masyarakat mengenal beragam kopi dari seluruh penjuru daerah, mulai kopi bali, kopi papua, kopi toraja, sampai kopi luwak.
Yang menarik, dari hasil penelitian komunitas ini, ternyata petani kopi di negeri ini masih terbilang miskin. Harusnya dengan omzet mereka pertahun sudah bisa meningkatkan kesejahteraan para petani.
Apa sebabnya? “Value yang diterima petani kopi, hanya menikmati 20% dari hasil produksi, sedangkan 80% lebih banyak dinikmati korporasi,” sebut Uji.
Wah, ternyata banyak yang harus diluruskan di negeri ini. Soal perkopian saja sudah banyak melenceng, ya...